siti mutawarridah,s.pd

Kepala SDN Pancuran 1 Bondowoso, Lahir di Jember 07 Desember 1971, MI Al-Islah Mayang. SDI Salafiyah Gondanglegi, MTs Khairuddin, MA Khairuddin Gondanglegi Mala...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENYESAL BANGET JADI GURU
https://www.google.com/search?q=gambar+kartun+guru&safe=off&client=firefox-b-d&sxsrf=ALeKk00i_lUBTDYRMJhuotarHco-VtFOFA:1586205462537&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjfn4rp09ToAhUuIbcAHWz9AMoQ_AUoAXoECAwQAw&biw=1350&bih=647#imgrc=ILnZptEjZdBM7M

MENYESAL BANGET JADI GURU

Tantangan Hari ke- 80

#Tantangan Gurusiana

Oleh : Siti Mutawarridah,S.Pd. SDN Pancuran 1 Bondowoso

MENYESAL BANGET JADI GURU

Loh, memangnya kenapa kok menyesal jadi guru?, memangnya anda guru? aiitt....jangan panik dulu ayo, kita baca kelanjutanya. Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pilihan, menjadi seorang guru adalah merupakan pilihan hidup dan merupakan cita-citaku selama masih kecil. Guru merupakah sebuah profesi yang mulia, devinisi guru yang merupakan akronim “Digugu dan ditiru”. Menjadi seorang guru yang semua sepak terjangnya perkataannya perilaku dan sifatnya semua menjadi sorotan dan teladan. Menjadi sosok guru bukan hanya ketika di sekolah ataupun di depan peserta didik. Sosok guru diharapkan kehadirannya selalu ada disetiap kehidupan. Dimasyarakat di jalan, di pasar di pertokoan di terminal di tempat pariwisata di warung ataupun disawah dan gunung. Sosok guru harus tercermin dimanapun kapanpun berada.

Guru adalah seorang yang mengabdikan dirinya untuk mengajar ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut. Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, dan pendorong yang mulia serta berjasa untuk bangsa ini, karena gurulah yang bertanggung-jawab mendidik manusia-manusia dan melahirkan para generasi yang cerdas. Artinya kita bisa memahami bahwa peran guru sangat penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, dalam hal intelektual dan juga akhlaknya. Guru tentu memiliki tugas dan juga tanggung jawab dalam mengajar, mendidik, melatih para peserta didik agar menjadi individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual maupun akhlaknya. Seorang guru adalah seseorang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing anak didiknya (Nurdiaman, 2011: 19). Ulama terkemuka, Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumudin, menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi seorang guru, agar menjadi pendidik yang baik. Pertama, memiliki sifat kasih sayang. Guru hendaknya memberi rasa aman dan nyaman pada semua peserta didiknya, berperilaku lemah lembut penuh kasih sayang. Menghindari perilaku dan perkataan yang menyinggung perasaan jangan sampai mengeluarkan kata-kata cacian walau sifatnya hanya bersenda gurau. Kedua, seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya dalam mendidik muridnya, apalagi minta dikasihani, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban bagi setiap insan berilmu, karena dengan adanya murid-murid, menjadi lahan ibadah dan menjadi lebih dekat dengan Sang Khalik. Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Dalam kesejahteraan guru, adalah tanggung jawab pemerintah, bukan pada anak didik. tentu saja maksudnya bukan guru tidak boleh dibayar. Ketiga, memahami dan mengakui akan keragaman potensi dan keunikan serta karakter masing-masing peserta didik. Tidak semua siswa bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Menghargai perbedaan ini juga termasuk memahami bakat, tabiat, dan kejiwaan siswa. Di sinilah, seorang guru dituntut untuk jeli, kreatif, inovatif dalam mendidik. Keempat, menjadi teladan baik dalam perbutan perkatan dan sikap dalam kehidupan sehari –hari. Apabila seorang guru ingin mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan, mulailah dari guru yang juga disiplin dalam segala hal. Menjadi seorang guru ternyata tidak mudah Namun itulah tantangan dan tugas berat seorang guru. Seorang guru tidak boleh berhenti berikhtiar membentuk peserta didik yang tak hanya cerdas tapi juga berakhlak mulia. Sebab pekerjaan seorang guru pun bukan pekerjaan biasa. Karena menjadi guru adalah tugas yang mulia. Kalaulah kita menjadi guru hanya menyampaikan materi atau hanya mentranfer ilmunya, dan tidak memperhatikan akhlak dan karakter siswa . Sungguh sangatlah menyesal dan merasa berdosa, segeralah bertobat dan introspeksi diri untuk menjadi guru yang sepenuhnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yg keren. Judulnya sdh menimbulkan rasa ingn tahu. Siip bu Siti.

07 Apr
Balas

Permainan katanya mantap bu, menggabung kutipan dg tulisan asli, salut saya bu, ini bisa jadi referensi saya untuk menulis lebih baik

07 Apr
Balas

Tepat sekali bu, guru bukan sekedar guru biasa itu namanya bu, guru seperti itulah yang dibutuhkan. Guru juga yang akan mewarnai masa depan bangsa yang akan datang. Buat saya tugas guru lebih berat dari dokter, tp klo saat ini dokterlah yg paling depan. Semoga kita jadi guru yg selalu dirindukan anak didik.

07 Apr
Balas

amin... Semoga dg kita menjadi guru membawa kita ke jalan yg di ridhoi allah

07 Apr



search

New Post