siti mutawarridah,s.pd

Kepala SDN Pancuran 1 Bondowoso, Lahir di Jember 07 Desember 1971, MI Al-Islah Mayang. SDI Salafiyah Gondanglegi, MTs Khairuddin, MA Khairuddin Gondanglegi Mala...

Selengkapnya
Navigasi Web
BONDOWOSO JEBOL, PETA MERAH MEMBARA DI UTARA

BONDOWOSO JEBOL, PETA MERAH MEMBARA DI UTARA

Tantangan Hari ke- 79

#Tantangan Gurusiana

Oleh Siti Mutawarridah, S.Pd. SDN Pancuran 1 Bondowoso

BONDOWOSO JEBOL, PETA MERAH MEMBARA DI UTARA

Entah magnet mana yang menuntun ujung jemariku menekan tust aplikasi whatsaap. Dinginnya malam bersama gemercik hujan membuat diriku ingin duduk santai di ruang tengah. Menikmati camilan kripik sukun dan secangkir minuman wedang jahe bersama keluarga kecilku. Seraya menonton telivisi yang didominasi informasi tentang pandemi corona. Sesekali saya melirik ke layar hand phone yang sudah saya tekan sedari tadi. Terkejut hatiku membuat mataku menciut untuk melihat kiriman postingan dari temannku di sebuah grup whatsaap. Kiriman pesan dari Bapak Wito Efendy yang membuat saya penasaran dan sedikit cemas.” Bondowoso Jebol” kalimat itu ditulis dengan huruf kapital disusul pesan dari Bapak Rizal Muttaqin dengan gambar peta Bondowoso yang tampak jelas warna merah bagian atas dengan tulisan tertera ”Peta Persebaran Covid-19 di Kabupaten Bondowoso”.

Degup jantungku semakin kencang bergelombang bertanda rasa kekhawatiran yang mendalam.Positif thinking serta harapan tidak terjadi apa-apa dengan kota tapeyang menurut informasi sebelumnya masih dikategorikan wilayah hijau. Ujung jemariku seakan tak mau berhenti di postingan peta. Menelusuri kiriman dari anggota grup yang lain. Frekuensi kiriman chat semakin cepat dan membludak jumlahnya. Satu persatu saya baca yang topik keseluruhan tentang adanya seseorang yang menurut informasi sudah positif corona. Walau dalam hati kecilku mengharap informasi ini tidak benar, Harapan saya tidak ada informasi masyarakat Bondowoso yang positif corona yang menerjang seluruh dunia. Diantara kiriman chat di grup lain tertera sebuah tulisan dengan gambar wajah yang mengeluarkan air mata dari kedua matanya. Harapan dik Voris mohon sambung doa dari anggota grup untuk mendoakan suaminya yang berjuang di garda depan melawan corona. Sebagai tenaga medis yang tidak gentar dengan resiko yang cukup berat. Namun sebagai seorang istri tentulah rasa khawatir selalu menyelimutinya.

Siapapun orangnya, setegar apapun dia memilki ketahanan mental. Jika mendengar informasi ada salah satu yang sudah positif corona, pasti rasa khawatir menyelimuti hati mereka sekeluarga.. Ucapan doa untuk kesembuhan bagi yang terjangkit terus mengalir dari semua anggota grup WA tanpa diminta. Doa untuk para medis yang berada dibarisan depan serta motivasi untuk mereka juga bergulir di media sosial. Pesan-pesan dan saranpun mengalir deras untuk saling mengingatkan diantara kita.” Diam di rumah saja jika tidak ada kepentingan yang mendesak tidak usah keluar rumah, pakailah masker jika keluar rumah agar terjaga dari penularan yang berada di sekitar kita, mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menggunakan hand sanitizer, terapkan social distancing, hindari kerumunan masa, jaga jarak, tutup jika bersin dan batuk, perbanyak membaca sholawat, istighfar dan perbanyak berdoa”

Postingan poster dan vidio tentang corona membanjiri hand phoneku yang membuatnya loading lama dan hang. Diam tak bergerak yang menandakan memori sudah tak sanggup lagi menampung. Terpaksa saya bersihkan chatingan yang dirasa tidak perlu lagi. Mataku terbelalak pada sebuah postingan yang ingin juga saya hapus. Namun jemariku berhenti bergerak ingin membacanya. Menggelitik sih, tapi juga mengandung pesan yang dalam. Entah pesan kiriman darimana saya kurang tahu karena tidak tertera nama hanyalah nomer contak. Coba lihat dan resapi kalimat yang sederhana ini” Tibak e Lock Down dijukuk teko boso jowo”.

L= lungguh nang omah

O= ora usah ngeluyur

C= cukup meneng wae

K= kumpul ambek keluarga

D= dipepe awak e

0= olah raga sing cukup

W=wijik sing resik

N=ndungo sing akeh

Walaupun sangat sederhana namun kalimat himbauan itu sangat kreatif dan menarik. Semoga kondisi ini semakin membaik dan segera pulih kembali. Bondowoso dan seluruh Masyarakat Indonesia bisa menyambut Ramahdan, menikmati salat taraweh dan tadarrus bersama. Salat Id bersama dan mudik ke kampung halaman berkumpul sanak family. Amin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga tidak bertambah lagi jumlahnya ya Bu

06 Apr
Balas

Amin, semoga cepat berlalu dari Indonesia ya Bun

06 Apr
Balas

Barakallah, tulisan ibu makin mantaf. Semoga tidak menyebar ke daerah lain ya bu

06 Apr
Balas

Semoga tidak bertambah bu jumlahnya, dan semoga kita semua diberi keselamatan dan kesehatan serta ketabahan dalam menghadapi pandemi ini.

06 Apr
Balas

Betul ibu bu kita harus lebih hati hati lagi nih

06 Apr
Balas

Semoga tidak ada lagi yang menghawatirkan wilayah Bondowoso, Aamiin.

06 Apr
Balas

Iya bu...voris tetangga RT..dengan saya...

06 Apr
Balas

semoga sehat semua

06 Apr

Semoga virus cofid19 yg melanda warga bondowoso khususnya wringin cepat berlalu cepat di angkat cepat di kasih kesembuhan,Dan tidak bertambah lagi,Mhon kasihan hargai orang orang yg sudah berjuang di garis depan,CUKUP DIRUMAH SAJA,PAKAI MASKER,DAN SERING CUCI TANGAN SESERING MUNGKIN.....

06 Apr
Balas



search

New Post